
CakrawalaiNews.com, AMUNTAI – Luapan air Sungai Tabalong dan Sungai Kali Balangan yang bermuara ke Sungai Kali Nagara kembali merendam sejumlah permukiman warga di Kota Amuntai, Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU), Rabu (17/12/2025).
Namun, banjir kali ini dinilai berbeda dan lebih merugikan warga, khususnya di Desa Palampitan Hulu RT 1 Kecamatan Amuntai Tengah.
Alih-alih mengalir seperti biasanya, air luapan justru terjebak di permukiman warga akibat proyek peninggian jalan desa yang berlokasi di RT 1 Palampitan Hulu, tepatnya di Jalan Gerilya II.
Jalan yang sebelumnya menjadi jalur limpasan air kini berubah fungsi menjadi tanggul permanen, diduga tidak dilengkapi drainase silang, sehingga air terjebak lebih cepat.

Jalan Tinggi, Air Terperangkap di Rumah Warga
Warga setempat menilai proyek peninggian jalan dilakukan tanpa kajian dan tata aliran air. Dampaknya, permukaan rumah kini lebih rendah dari badan jalan, sehingga membuat air sungai yang meluap tidak lagi bisa keluar dari kawasan permukiman.
“Dulu kalau sungai meluap, air menggenangi jalan lalu surut. Sekarang jalan tinggi, air berhenti dan terjebak di halaman rumah. Jalan ini berubah fungsi layaknya tanggul,” keluh seorang warga setempat yang enggan disebutkan namanya.
Melihat kondisi ini, disinyalir air bakal bertahan lebih lama, dibanding sebelum adanya proyek peninggian jalan desa . Air bahkan nyaris masuk ke dalam rumah warga, meningkatkan risiko kerusakan bangunan dan material.
Proyek Infrastruktur Dinilai Abaikan Dampak Lingkungan
Warga menyebut, genangan sebenarnya pernah terjadi seiring meluapnya Sungai Kali Nagara. Namun tidak separah setelah proyek peninggian jalan rampung. Dugaan ketiadaan saluran drainase dan jalur lintasan air dinilai sebagai kesalahan fatal dalam perencanaan proyek desa.
Menurut warga, proyek infrastruktur tersebut seharusnya memperhatikan karakter wilayah yang berada di kawasan rawan luapan sungai. Tanpa sistem drainase yang memadai, pembangunan justru memperparah dampak banjir.
“Kami bukan menolak pembangunan, tapi kalau tidak dikaji, dampaknya ke kami. Air sekarang lebih cepat masuk dan lebih lama surut,” ungkap warga lainnya.
Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran serius, terutama jika curah hujan kembali meningkat dan terjadi luapan susulan Sungai Kali Nagara. Warga mendesak pemerintah daerah segera mengevaluasi proyek peninggian jalan, khususnya pada aspek drainase dan aliran air.
Masyarakat berharap ada solusi cepat, seperti pembangunan drainase silang, minimal dibuatkan jalur limpasan, agar jalan tidak lagi berfungsi sebagai penghalang aliran air.
Hingga berita ini ditayangkan, pihak yang bersangkutan belum bisa dikonfirmasi secara pasti, terkait persoalan yang kini dialami warga, dari imbas proyek peninggian jalan desa tersebut.
Editor: Sry


