
CakrawalaiNews.com, AMUNTAI – Berkurangnya pasokan Bahan Bakar Minyak (BBM) di Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU), terutama jenis Pertamax, menyebabkan kelangkaan di sejumlah SPBU.
Kondisi ini berdampak luas pada distribusi barang, pelayanan publik, serta aktivitas ekonomi masyarakat yang selama ini berjalan normal.
Merespons situasi tersebut, Bupati HSU Sahrujani melayangkan surat resmi kepada PT Pertamina Patra Niaga Cabang Banjarmasin agar penyaluran BBM ke seluruh SPBU di HSU dapat kembali diperlancar.
Sementara itu, Kepala Bagian (Kabag) Ekonomi dan SDA Setda HSU, Ilhamsyah Nor, membenarkan bahwa surat tersebut telah mendapat respons positif.
“Pihak Pertamina berjanji akan memberikan atensi khusus untuk penyaluran BBM ke HSU,” ujarnya, kepada awak media, Jum’at (5/12/2025).
Pasokan Menurun dari Jadwal Normal
Sebelumnya, Pemerintah Daerah bersama Polres HSU, Disperindag, Kodim, dan instansi terkait telah melakukan pengecekan langsung ke enam SPBU di wilayah HSU.
Berdasarkan keterangan dari pihak SPBU, pendistribusian BBM yang biasanya mencapai 8.000 liter per dua hari untuk pertalite dan pertamax, kini mengalami penurunan signifikan.
Dalam beberapa waktu terakhir, ada SPBU yang hanya menerima pasokan satu kali dalam satu minggu, bahkan hingga 10 hari baru dilakukan pengiriman.
Meski demikian, dari hasil sidak tersebut tidak terlihat antrean panjang di SPBU. Pemerintah daerah berharap dalam beberapa hari ke depan, dengan adanya atensi dari Pertamina, penyaluran BBM dapat kembali berjalan lancar seperti biasa.
Harga Eceran Melonjak
Kelangkaan pasokan turut memicu kenaikan harga BBM di tingkat pengecer. Di pasaran, pertalite dijual hingga Rp.16 ribu per liter, sementara pertamax mencapai Rp 20 ribu per liter.
Dari pantauan Cakrawala iNews di lapangan, saat ini harga masih diatas normal di tingkat pengecer, meski mengalami sedikit penurunan yakni Pertalite di patok Rp. 14 ribu perliter, dan Pertamax Rp. 17 ribu perliter. Biasanya di eceran normalnya Pertalite Rp. 12 ribu per liter, sedangkan Pertamax Rp. 15 ribu per liter.
Salah satu pemilik SPBU di HSU menyatakan bahwa keterlambatan distribusi bukan kesalahan pihak SPBU.
“Kami menghendaki pasokan kembali normal. Kami tetap menjual sesuai harga yang ditetapkan pemerintah pusat. Soal tinggi rendahnya harga di eceran itu bukan wewenang kami,” ujarnya.
Ia juga berharap para pengecer dapat mematok harga secara wajar, karena kondisi ini pada akhirnya turut berdampak pada kepercayaan masyarakat terhadap penyaluran BBM di HSU.
Pemerintah Kabupaten HSU menegaskan akan terus memantau dan mengoordinasikan persoalan ini agar pasokan BBM kembali berjalan normal hingga stabil.
Editor: Sry


