Beranda Ekonomi Ekonomi Sulit, BBM Menjerit: Meski SPBU Normal Pertalite–Pertamax di Pengecer Masih Tinggi

Ekonomi Sulit, BBM Menjerit: Meski SPBU Normal Pertalite–Pertamax di Pengecer Masih Tinggi

29
0
Ilustrasi - Gambaran masyarakat yang mengeluh naiknya BBM jenis Pertalite-Pertamax di tingkat pengecer. Sumber Foto: Ai

CakrawalaiNews.com, AMUNTAI — Di tengah kondisi ekonomi yang semakin sulit, masyarakat Amuntai justru kembali dihadapkan pada persoalan baru.

Meski pasokan bahan bakar minyak (BBM) di SPBU telah kembali normal, harga di tingkat eceran justru masih melambung tinggi. Situasi ini membuat warga seolah “menjerit” di tengah kebutuhan hidup yang terus meningkat.

Saat ini, harga Pertalite di tingkat eceran mencapai Rp. 15 ribu per liter, sementara Pertamax menyentuh angka Rp. 18 ribu per liter. Padahal sebelum terjadi kelangkaan dua pekan lalu, harga eceran masih berada di kisaran Rp.12 ribu untuk Pertalite-Rp. 15 ribu untuk Pertamax.

Kondisi tersebut menimbulkan pertanyaan besar di kalangan masyarakat. Pasalnya, antrean di SPBU sudah kembali normal dan pasokan dinilai stabil. Namun realitanya, di warung-warung pengecer, harga belum menunjukkan tanda-tanda penurunan.

“Sekarang isi bensin sedikit saja rasanya berat. Ekonomi sudah susah, bensin malah tambah mahal,” ungkap seorang warga Amuntai yang enggan disebutkan namanya, Selasa (2/12/2025).

Dugaan Permainan Harga di Balik Normalnya SPBU

Para pengecer mengaku terpaksa menjual BBM dengan harga tinggi lantaran tidak lagi membeli langsung dari SPBU. Sebagian besar pasokan rata-rata berasal dari pihak kedua, yang sudah lebih dulu mematok harga mahal. Akibatnya, pengecer berada dalam posisi terjepit, jika harga diturunkan, mereka merugi.

“Kalau dapat langsung dari SPBU mungkin di eceran tidak seperti harga sekarang, kami juga beli dari orang lain, sudah mahal duluan, kalau mau harga normal bisa langsung ke SPBU saja, tanpa mempersoalkan harga eceran, kamipun juga perlu makan,” ujar seorang pengecer kepada awak media.

Efek kelangkaan BBM yang terjadi sebelumnya rupanya masih menyisakan dampak panjang terhadap rantai distribusi di tengah masyarakat.

Beban Berat bagi Pelaku Usaha Kecil

Lonjakan harga ini sangat dirasakan oleh masyarakat kelas menengah ke bawah, seperti ojek, pedagang kecil, petani, hingga pelaku UMKM yang menggantungkan aktivitas harian pada BBM.

Kenaikan harga bahan bakar bukan hanya memengaruhi biaya transportasi, tetapi juga berdampak pada harga kebutuhan pokok lainnya.

Warga berharap pemerintah daerah maupun instansi terkait segera turun tangan untuk mengawasi distribusi BBM, menertibkan penjualan pihak kedua, serta memastikan harga eceran kembali wajar seperti sebelumnya.

Jika tidak segera ditangani, bukan tidak mungkin kondisi ini akan terus memperparah tekanan ekonomi masyarakat kecil di Amuntai.

Editor: Sry

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini