CakrawalaiNews.com, AMUNTAI – Seorang guru berinisial HN diketahui mengajar mata pelajaran Fisika di salah satu SMA di Amuntai, Hulu Sungai Utara (HSU), diduga melakukan tindak penganiayaan terhadap siswanya sendiri, MRB (15).
Peristiwa ini terungkap setelah video rekaman aksi kekerasan beredar luas di media sosial dan memicu banyak kecaman publik.
Insiden tersebut disebut-sebut terjadi pada Jumat (19/9/2025), di lingkungan sekolah. Dalam video yang viral, terlihat guru berinisial HN melakukan tindakan fisik terhadap korban yang diduga merupakan anak berkebutuhan khusus.
Kronologi Kejadian
Jumat, 19 September 2025
Peristiwa terjadi di area sekolah. Guru HN disebut marah ketika melihat korban melintas di ruang guru. HN lalu menggulung buku yang dibawanya dan melakukan tindakan kasar sambil memarahi korban.
Minggu, 21 September 2025 (Sore)
Video rekaman peristiwa mulai beredar luas di media sosial. Warganet mengecam keras aksi tersebut, apalagi beredar informasi korban merupakan siswa berkebutuhan khusus.
Senin malam, 22 September 2025
Keluarga korban, yakni ayah MRB, resmi melaporkan kasus ini ke Polres HSU. Korban langsung dibawa ke RSUD Pambalah Batung Amuntai untuk menjalani visum.
Selasa, 23 September 2025
Kasat Reskrim Polres HSU, AKP Teguh Kuatman, mengonfirmasikan laporan dugaan penganiayaan. Ia menegaskan kasus ini masuk dalam tindak pidana perlindungan anak berdasarkan UU No. 17 Tahun 2016.
Pada hari yang sama, sejumlah alumni sekolah membongkar karakter guru HN yang disebut arogan, kasar, dan jarang masuk mengajar.
Polisi Turun Tangan
Kasat Reskrim Polres HSU, AKP Teguh Kuatman, mengatakan barang bukti berupa video viral telah diamankan. Polisi kini menunggu hasil visum dan masih memintai keterangan dari korban serta keluarganya.
Kesaksian Mantan Siswa
Sosok HN ternyata sudah lama menjadi sorotan di kalangan alumni SMA tersebut. Seorang mantan siswi yang enggan disebutkan namanya mengungkapkan pengalaman pahit selama diajar oleh HN.
“Selaku mantan siswa beliau, semua alumni mengenal sosok guru tersebut. Beliau sangat arogan dan kasar, parahnya lagi jarang masuk memberikan materi pelajaran bagi kami,” ujarnya, Selasa (23/9/2025).
Pernyataan ini memperkuat citra negatif sang guru yang kini tengah menjadi sorotan publik.
Kecaman Publik
Ketua LSM Forum Komunikasi Amuntai (FKA), yang akrab disapa Paman Isul, menyesalkan tindakan kekerasan yang terjadi di sekolah.
“Saya mengutuk keras perbuatan ini. Dunia pendidikan seharusnya jadi ruang edukasi, bukan ajang kekerasan. Apalagi korban diduga merupakan siswa berkebutuhan khusus,” tegasnya.
Respons Dinas Pendidikan
Kepala Dinas Pendidikan HSU, Rahman Heriadi, menyebut meski SMA berada di bawah kewenangan provinsi, pihaknya tetap akan turun tangan.
“Perlindungan tetap prioritas, karena korban adalah warga HSU. Kami segera berkoordinasi dengan provinsi,” katanya.
Pro dan Kontra di Masyarakat
Kasus ini menimbulkan pro dan kontra. Sebagian menilai tindakan HN tak bisa ditoleransi dengan alasan apapun. Namun ada juga pihak yang meminta publik tidak menghakimi secara sepihak sebelum proses hukum selesai.
Keluarga Korban Cari Keadilan
Ayah korban, seorang penjual pentol, berharap anaknya mendapatkan perlindungan hukum yang jelas.
“Saya hanya ingin anak saya mendapat perlindungan dan keadilan,” ucapnya.
Sorotan Terhadap Dunia Pendidikan
Kasus dugaan penganiayaan ini kini menjadi cermin kelam dunia pendidikan. Insiden yang seharusnya tidak pernah terjadi ini mencederai misi pendidikan sebagai ruang pengasuhan dan pembelajaran, serta menambah daftar panjang kekerasan terhadap anak di lingkungan sekolah.
Editor: Aprie
Leave a comment