CakrawalaiNews.com, AMUNTAI – Meski dihadapkan dengan berbagai kendala, kerajinan anyaman di Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU), terus bertahan dan berkembang selama puluhan tahun. Namun, minimnya minat pasar dan keterbatasan bahan baku menjadi tantangan utama bagi para perajin.
Di tengah gempuran produk modern dan perubahan selera konsumen, kerajinan tradisional seperti anyaman purun, masih dijalankan oleh sebagian pedagang, dan perajin lokal.
Bahkan, untuk menyesuaikan dengan perkembangan zaman, sebagian dari mereka mulai mengembangkan inovasi baru berupa anyaman jelly berbahan dasar plastik, yang didatangkan dari Ponorogo, Jawa Timur.
“Inovasi ini kami lakukan karena bahan baku purun kini semakin sulit dan mahal. Selain itu, pasar juga mulai beralih ke produk yang lebih praktis, dan tahan lama,” ujar pedagang, sekaligus pengrajin anyaman, yang biasa dikenal sebagai Abah Jaki, warga Tabalong Mati, Amuntai Selatan, kepada CakrawalaiNews.com, Jumat (20/6/2205).
Pasar Kerajinan Rakyat ini beroperasi seminggu sekali, setiap Kamis, bertempat di Jalan Basuki Rahmat, Kelurahan Murung Sari, Amuntai, Tengah di kawasan Pasar Modern, atau sekitaran Bundaran Taman Putri Junjung Buih.
Di lokasi ini, berbagai produk hasil kerajinan lokal seperti tas, tikar, dompet hasil anyaman purun, hingga tas plastik yang dipasarkan kepada warga lokal ditawarkan dengan yang bervariasi, mulai puluhan ribu, hingga ratusan ribu rupiah
Meski telah berupaya berinovasi, para pedagang mengaku belum sepenuhnya mampu menjangkau pasar yang lebih luas. Mereka pun berharap ada peran aktif dari pemerintah daerah untuk mendukung sektor kerajinan ini.
“Kami butuh dukungan, terutama untuk promosi, dan pemasaran produk. Banyak produk kami yang bisa dikatakan memiliki kualitas bagus, tapi sayang kurang dikenal luas,” ucap Ramlah, perajin yang telah menekuni kerajinan anyaman di era 90-an, sampai sekarang.
Selain itu, para pedagang juga menyampaikan kebutuhan akan fasilitas pendukung, seperti mesin jahit khusus yang bisa mempermudah, dan mempercepat proses jalannya produksi, sebagai bagian dari upaya meningkatkan kualitas kerajinan yang dihasilkan.
Sebagian besar pengrajin berharap kepada pemerintah daerah, agar bisa menunjang hasil kerajinan, seperti adanya bantuan berupa mesin jahit khusus, hingga peralatan pendukung produksi.
Ditambah adanya pelatihan keterampilan, inovasi desain, fasilitasi promosi melalui pameran, hingga sarana media digital, adanya kemitraan bersama UMKM, dan e-commerce untuk memperluas jangkauan pasar.
Dengan dukungan yang berkelanjutan, para pelaku usaha kerajinan di HSU yakin industri ini tidak hanya mampu bertahan, tetapi juga mampu berkembang menjadi salah satu kekuatan ekonomi kreatif lokal agar tetap eksis.
Editor: Aprie
Leave a comment