CakrawalaiNews.com, AMUNTAI – Kritik terhadap pembangunan, hingga kebijakan di Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU) belakangan ini ramai diperbincangkan, baik di media sosial maupun forum-forum publik.
Meski sebagian pihak menganggapnya sebagai bentuk serangan atau bentuk menjatuhkan, namun di balik kritik tersebut justru tersimpan kepedulian dan rasa cinta terhadap pembangunan.
Sosok pemuda Amuntai yang belakangan viral di sejumlah jejaring sosial, Junaidi, menegaskan bahwa, kritik bukanlah bentuk permusuhan, melainkan elemen penting dalam sebuah demokrasi yang sehat.
“Kita tidak boleh alergi terhadap kritik. Jika disampaikan dengan data, analisis, dan niat baik, itu justru menjadi sumbangsih untuk perbaikan daerah ke depan,” ucapnya kepada CakrawalaiNews.com
Menurutnya, banyak kritik lahir bukan dari kepentingan politik atau pribadi, melainkan dari rasa tanggung jawab sosial yang begitu besar bagi pembangunan daerah.
“Bersuara karena peduli, bukan karena disuruh. Justru diam saat melihat ada yang salah, itu yang seharusnya dikritisi. Ingat tidak selamanya diam itu emas,” ungkap tokoh pemuda yang akrab dikenal sebagai Junaidi Yanuarda.
Redaksi menemukan bahwa sejumlah kritik yang sempat viral didasari analisis mendalam. Isu seperti infrastruktur yang tak merata, alokasi anggaran yang dinilai tak tepat sasaran, hingga lemahnya tindak lanjut program masyarakat, banyak mendapat sorotan. Bahkan, kritik-kritik tersebut merujuk pada dokumen publik, data resmi, dan testimoni lapangan.
Menariknya, beberapa anggota DPRD HSU yang dihubungi menyambut kritik tersebut secara positif. Mereka menyebutnya sebagai kontrol sosial yang perlu dijaga.
“Kalau semua dianggap baik-baik saja, kita kehilangan pijakan untuk berbenah,” ujar salah satu legislator yang enggan disebutkan namanya.
Kritik yang konstruktif, menurut mereka, dapat mendorong pemerintahan yang lebih responsif dan transparan. Selama disampaikan secara etis dan berbasis fakta, kritik harus dilihat sebagai bagian dari proses bersama membangun daerah.
Di akhir pernyataannya, Junaidi juga mengajak semua pihak membuka ruang dialog, untuk bertukar pikiran, adu gagasan, komunikasi yang sehat, dan tidak saling menjatuhkan.
“Kalau peduli terhadap kemajuan HSU, mari berdiskusi secara sehat. Bukan saling menjatuhkan, tapi saling menguatkan,” pungkasnya.
Penulis: Windi Hidayat
Editor: Aprie